Kamis, 31 Desember 2015

ZWIFT. First Encounter Review

Kenal sama ZWIFT gara-gara follow Strava Ted King dan Laurens Ten Dam, kemudian sebagai penonton setia GCN (Global Cycling Network) di Youtube, gatel juga pingin tahu. Sekilas disini saya coba review mulai dari mencari alat kompatibel untuk ZWIFT, proses pencarian gadget, hingga pengalaman pertama main ZWIFT.

Sabtu, 21 November 2015

Push Your Cycling Limit!

Tidak terasa, sudah 146 hari sejak saya putuskan untuk memulai bersepeda lagi. Sudah 17 kg lemak, well, paling tidak sebagian besar, sudah diubah melalui glukoneogenesis menjadi glukosa untuk bahan bakar otot kaki saya memutar crank dan akhirnya menggerakan roda belakang sepeda balap saya. Lebih dari 1800 km saya menjelajah penuh kenikmatan diatas sepeda balap saya.

Sabtu, 21 November 2015 - Laguna Loop

Perjalanan bersepeda saya sudah cukup lama, walaupun pasang surut pasti ada. Sejak 2007, setelah membeli sepeda hybrid berjudul Polygon Heist seharga 1,6 juta pakai uang tabungan yang saya kumpulkan dengan main band dari satu cafe ke cafe lain pada jaman itu. Saya jatuh cinta dengan terpaan angin yang menggelitik kulit saya, sapaan sesama pemakai sepeda di jalan raya sering kita rasakan sebagai penyemangat dikala kaki mulai kram.

Minggu, 01 November 2015

(Kembali) Memulai Bersepeda


Dalam perjalanan saya kembali menggeluti olahraga bersepeda, saya menemukan kenyataan bahwa untuk memulai bersepeda saat ini lebih sulit bila dibandingkan ketika saya mulai bersepeda dahulu kala. Ya, kala rambut kaki saya belum gondrong seperti sekarang. Ketika panjang kaki saya tidak lebih dari dua buah bidon ukuran 500 cc ditumpuk.

Pada saat saya masih berusia sekitar 4 tahun.

Pada masa itu, tantangan bersepeda yang paling berat bagi seorang bocah ingusan seperti saya adalah, “Bagaimana caranya saya bisa menjaga keseimbangan dalam berkendara menggunakan hanya dua buah roda?” Dua roda kecil yang menjaga agar saya tidak jatuh, satu persatu dilepas sampai akhirnya saya bisa bebas berkelana dengan kendaraan beroda pertama saya. Dan akhirnya bersepeda menjadi bagian masa kanak-kanak saya. Sampai saya berhenti bersepeda sejak saya kenal dunia perkuliahan.

Kamis, 29 Oktober 2015

Catatan Finisher Terakhir Audax Solo 2015 – Bagaimana Bertahan Sampai Akhir


Sifat makhluk hidup adalah berpindah tempat, itu kata buku teks IPA anak SD jaman 80-90’an di Indonesia seperti saya. Olahraga sepeda adalah salah satu contohnya, dan mengapa olahraga menjadi penting, sebab saya sangat terinspirasi oleh suatu dialog di film Dead Poet’s Society (1989) – bukan, bukan Carpe Diem (terima kasih sudah mencoba menebak dan ikut bermain) - dimana John Keating yang diperankan oleh Robin Williams berkata “Sports are a chance for us to make other human beings push us to excel”.

Sebenarnya jika judul tulisan ini dijawab secara singkat, mengenai bagaimana bertahan sampai akhir, maka jawabannya adalah semangat untuk terus bergerak. End of story. And we can all go on with our lives. Tetapi seperti kata Hubert Laws: “When you listen to someone improvise, the notes that are played are only half the story.", maka paragraf selanjutnya adalah cerita dibalik itu.

Rabu, 28 Oktober 2015

Solo Audax 2015 - Catatan ZHD


Ini adalah event Audax yang pertama kali saya ikuti. Walaupun beberapa kali saya pernah gowes diatas 100 km, tetapi tetap terasa menegangkan oleh karena ada batasan waktu gowes, para peserta yang tergolong "bandit"
Hal yang paling saya khawatirkan dari menjalani Audax adalah suhu panas yang ekstrim (42-45 derajat Celcius) dan angin. Rute yang ditentukan oleh panitia sama sekali belum pernah saya lewati, walaupun status saya sebagai peserta lokal.
Ada 2 pilihan untuk rute Audax Solo, normal group (190km dengan 1800m elevasi) dan fast group (220km dengan 2100 elevasi), saya sadar diri untuk mengikuti group normal yang tetap terasa tidak normal bagi saya. 

Minggu, 25 Oktober 2015 pukul 05.30 kami serempak berangkat dari hotel Aston Solo menuju Balaikota Surakarta yang berjarak 2 km, untuk mendapat sambutan dan ceremony pelepasan dari walikota. 

Minggu, 25 Oktober 2015

YSCC goes to Lombok


Mengisi waktu long wekend 1-3 mei, 7 anggota YSCC mencoba rute yang cukup menantang dengan gowes di lombok nusa tenggara barat. Kebetulan di Mataram ada 3 anggota sebagai dokter bedah tulang disana, dr. Dimas, SpOT, dr. Arifandi, SpOT dan dr. Ferdian, SpOT, ditambah 3 dari Surabaya dr. Dewangga, SpB, dr. Theri, SpOT, dr. Achmadi, SpOG dan 1 dari Solo dr Zuhad ,SpOT.

MARKICAL (Mari Kita Mancal) - “Banyak Mancal Banyak Rejeki”


Bersepeda merupakan olah raga low impact yang bisa dilakukan secara individu atau tim bersama dengan teman berkelompok jadi sangat menyenangkan.
 Manfaat rutin bersepeda
1.    Kardiovaskular
Jantung yang sehat mengurangi resiko penyakit kardiovaskular. Bersepeda secara teratur dapat menstimulasi dan meningkatkan kinerja jantung, paru-paru dan sirkulasi darah. Otot jantung menjadi lebih kuat, denyut nadi lebih teratur dan mengurangi tingkat lemak darah.

History of YSCC


YSCC-Chirurg

Young Surgeon Cycling Community, kumpulan dokter bedah penghobi sepeda roadbike.

Di tengah kesibukan sebagai dokter bedah, para dokter ini bersepakat untuk membuat perkumpulan karena kesamaan passion yaitu main roadbike. Nama yang di sepakati adalah YSCC (Young Surgeon Cycling Community)-Chirurg, karena isinya dokter2 bedah dan dokter kandungan yang masih tergolong muda dan beberapa dokter yang masih menempuh pendidikan spesialis bedah.

Senin, 12 Oktober 2015

Memulai Bersepeda



Olahraga sepeda adalah salah satu olahraga yang memiliki banyak penggemar. Selain untuk olahraga, bersepeda juga dapat digunakan untuk alat transportasi murah dan menyehatkan. Bersepeda memiliki keunggulan dibanding kebanyakan olahraga lain, yaitu tidak didapatkan tekanan pada sendi lutut (tidak menopang berat badan dan tidak ada gerakan loncat).
Dengan semakin maraknya olahraga sepeda di Indonesia, semakin banyak orang yang tertarik untuk mulai bersepeda sebagai bagian dari gaya hidupnya. Hanya saja untuk sebagian besar, pemilihan jenis sepeda menjadi salah satu tantangan bagi seorang calon pesepeda untuk pertama kali memulai rencana mereka untuk membeli sepeda. Sepeda jenis apa yang harus saya beli? Ada berapa jenis sepeda? Apakah bersepeda merupakan olahraga yang mahal?
Umumnya masyarakat hanya mengenal 2 jenis sepeda. Sepeda gunung, yang umumnya dipakai untuk medan atau jalanan yang lebih bervariasi, bahkan sampai ke gunung-gunung, atau sepeda jalan, yang umumnya digunakan sebagai alat transportasi sehari-sehari. Sepeda jengki, sepeda onthel, bagi sebagian awam, masuk kedalam jenis sepeda ini. Pada prinsipnya sepeda manapun di atas dapat digunakan di jalan raya, tetapi optimalisasi berbeda tiap jenisnya. Misalnya sepeda untuk down hill alias menuruni bukit, mempunyai suspensi yang sangat panjang dan kuat, ban dengan tonjolan yang dalam untuk menggigit di tanah atau lumpur, apabila digunakan di jalan raya akan sangat tidak efisien dan menghabiskan tenaga pengendaranya.