Kamis, 31 Desember 2015

ZWIFT. First Encounter Review

Kenal sama ZWIFT gara-gara follow Strava Ted King dan Laurens Ten Dam, kemudian sebagai penonton setia GCN (Global Cycling Network) di Youtube, gatel juga pingin tahu. Sekilas disini saya coba review mulai dari mencari alat kompatibel untuk ZWIFT, proses pencarian gadget, hingga pengalaman pertama main ZWIFT.


Hal utama yang Anda harus miliki adalah Sepeda dan trainer, beruntung, saya sudah punya keduanya. Sepeda saya pakai sepeda balap lama yang sudah saya pakai sejak 2012, Specialized Allez E5 size 54. Untuk trainer, saya pakai CycleOps Jet Fluid Trainer yang saya miliki sejak 4 bulan yang lalu. Selama ini, trainer dan sepeda ini saya pakai untuk latihan di rumah kalau cuaca nggak mendukung untuk keluar rumah, waktu tidak memungkinkan untuk keluar (hanya punya 30 menit atau kurang dari itu), untuk meningkatkan konsentrasi atau refreshing di malam hari kalau nggak bisa tidur (serius, sering latihan pakai trainer jam 12 malam hehehe). Ada 2 faktor yang bikin bosen di atas trainer, yang pertama adalah nggak ada angin yang menerpa wajah kita, bikin keringetan setengah mati dan gak nyaman, akhirnya beli kipas angin gede, pasang depan wajah, beres. Kebosanan masih melanda, nggak ada pemandangan dan dinamika jalan raya yang menantang, akhirnya dipakai sambil dengerin musik disko di headphone kenceng-kenceng. Pelbagai playlist di deezer.com sudah saya coba, mulai disco, skrillex, lagu dugem, dll. Lumayan sih, tapi masih aja bosen. Akhirnya menemukan beberapa video di youtube hasil shooting pakai GoPro di handle bar, seolah-olah kita bersepeda. Tapi dinamika tetep aja nggak ada. Bosen juga sih. CycleOps menawarkan virtual training juga sebetulnya, tapi nggak pernah saya coba.

Banyak video ZWIFT di youtube yang saya tonton membuat saya tertarik, akhirnya memutuskan untuk mencoba.

Bagaimana cara kerja ZWIFT? Pada prinsipnya ZWIFT ini membutuhkan data mengenai power Anda, cara paling akurat tentu saja dengan power meter yang harganya bisa buat beli sepeda motor matic baru gres, segera saya coret metode ini. Untuknya ada cara lain untuk mengkalkulasi power Anda secara tidak langsung, melalui data speed, cadence dan berat badan Anda. Cara ini tidak 100% akurat, tapi lumayan lah untuk fun dan menjalankan ZWIFT.

Apa saja yang Anda butuhkan untuk menjalankan ZWIFT ini dalam budget yang terbatas (selain sepeda dan trainer?
Pertama, sensor speed dan cadence yang memancarkan ANT+.
Kedua, USB Dogle reciever ANT+
Ketiga, Laptop/Desktop (Mac/Windows). Semakin tinggi spec, semakin tinggi resolusi yang Anda dapat nikmati, frame per second juga lebih tinggi.





USB ANT+ by Garmin ini yang saya pakai untuk ZWIFTing. Thanks a lot buat Bro YOD-YSCC udah sempetin beli di Leuven-Belgia dengan harga 46 Euro kalau nggak salah. Cara pakai tinggal colok aja sih, Windows 7 Ultimate saya langsung mengenali.

Langkah berikutnya, download ZWIFT, install, butuh waktu beberapa menit, tergantung koneksi internet Anda.

Setelah itu buka ZWIFT, bikin akun, pilih trial aja dulu, kecuali mau langsung yang bebayar US$10 per bulan. Versi trial dapat free 14 hari atau 50km ride. Lumayan lah buat coba-coba.



Setelah masuk dengan akun saya free trial, pilih device Anda. Apabila ANT+ USB terpasang dan alat ANT+ Anda terpasang, akan otomatis terlihat di menu "PAIRED DEVICES".

That's it.. Siap untuk ZWIFTing. Tidak perlu beli CycloComputer seperti Garmin EDGE 810, 510 atau sebangsanya. Yang penting ada detector support ANT+ dan dongle USB reciever ANT+ sudah cukup.





Saya tetep pasang EDGE 810 saya karena semata-mata ingin komparasi saja dengan data yang diambil oleh ZWIFT dan ingin share ke Strava (walau di akhirnya saya baru tau kalu bisa share otomatis di Strava kalau akun ZWIFT saya sudah saya sync ke Strava, seperti sync GarminConnect ke Strava).

Saya pasang trainer ke kamar kerja/main game/bikin musik/kamar kreatif/kamar serbaguna deh pokoknya. Biar dingin, layar lebar, sama sound yang enak hehehehe.. Mohon maf kamarnya kotor :)






Disaat masuk, Anda diminta untuk memilih jenis latihan, apakah dengan teman Anda, group ride, dan banyak lagi macamnya, saya belum coba semua, saya pilih solo ride. Pada setting basic dimana resistance trainer Anda selalu tetap sepanjang perjalanan, power yang Anda hasilkan dalam watt akan dikalkulasikan oleh ZWIFT terhadap rute yang dilewati, misal Anda menghasilkan 250 watt, di jalan menanjak, mungkin speed Anda hanya 10km/jam, tergantung berat badan Anda juga. Di sisi lain, kalau jalanan menurun, speed bisa 50km/jam, berbeda dengan speed yang Anda hasilkan kalau dimonitor via cyclocomputer. Kalau setting yang paling advance dan mahal menggunakan smart trainer, bentuk jalan yang Anda lewati mempengaruhi resitance trainer Anda, komputer akan mengirim perintah ke trainer untuk meningkatkan resistance, sehingga Anda mengubah gigi untuk melahap tanjakan, dsb. Pingin juga punya trainer seperti itu, begitu lihat harganya kisara US$1500, langsung patah semangat hahahahaa..

Well, so far, rekor saya di trainer 30 menit (bukan karena capai, tapi karena bosen) bisa dilawan dengan ZWIFT. Bahkan ketika Anda menghasilkan watt besar, banyak yang me "like" Anda, tiba-tiba terlihat gambar jempol di atas kepala saya. Semakin semangat juga akhirnya.

Percobaan pertama saya berhasil sekitar 1 jam lebih sedikit dengan jarak tempuh 30+ kilometer. Masih pingin lanjut, tapi sayang trial yang tersisa 20 km lagi. Mau langganan sih, tapi setelah pulang dari liburan tahun baru saja hehehe..

Dua bidon kapasitas 500cc berisi air putih ludes dalam trainer selama 60+ menit ini. Nggak terasa bosen sama sekali. Apalagi saya sambil streaming lagu-lagu dari deezer heehhee..

Selamat mencoba :)








dr. Hari Nugroho, SpOG
Instagram @drharinugroho 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar