Kamis, 29 Juni 2017

Saya BISA, Kamu BISA! (Part 2)


Part 3: The Plan!
Inspirasi dari teman-teman YSCC dan bergabung dengan Whatsapp group YSCC mengubah hidup saya. Mulailah saya membaca banyak tentang pola latihan yang benar, buku, jurnal, artikel, YouTube, majalah sampai ke toko sepeda sana sini pun saya jabani demi mendapatkan jawaban terbaik untuk menyusun rencana.
Pada saat itu rencana saya cukup simple. Minimal setiap 3 hari harus berlatih dan mengatur pola makan. Sesibuk apapun, saya berusaha tetap menjaga komitmen. Jam 5 pagi pun saya harus tetap bersepeda,walau hanya 30-60 menit saja. Alhamdulillah dengan pola ini, berat badan saya bisa turun hingga 17 kg.  Sudah tidak ada lagi sleep apneu, apalagi ngorok. Beberapa bulan setelah perjumpaan dengan YSCC itu, akhirnya saya bisa tersenyum mengikuti kecepatan mereka.

Perkenalan saya dengan berolahraga secara terukur menggunakan alat bantu GPS, heart rate monitor, cadence monitor dan speed monitor membuat saya terus memacu performa untuk menjadi lebih fit. Singkat kata, kalau minggu lalu bisa mencapai kecepatan rerata 26km/jam selama 1 jam, minggu depan harus bisa minimal 26,1 km/jam. Atau kalau minggu ini bisa bersepeda 50 km, minggu depan harus bisa 51 km, sesuai dengan jargon Garmin (komputer kecil yang memonitor dan merekam semua aktivitas bersepeda saya) #BeatYesterday. Garmin mengajarkan saya untuk tidak membandingkan diri dengan orang lain, tetapi membandingkan saya sekarang dengan saya yang sebelumnya.
Tidak lama setelah itu, saya merasa cukup berani untuk bersepeda jauh dengan tanjakan. Atas ajakan (baca: paksaan) mas Achmadi yang meyakinkan saya kalau saya bisa, saya bersepeda ke Pandaan (Masjid Cheng Ho) pada 13 September 2015 (2,5 bulan sejak pertama kali bersepeda kembali). Mungkin ini adalah sesuatu yang biasa saja untuk orang lain. Tetapi untuk saya, ini benar-benar monumental. Tidak bisa saya gambarkan dengan kata-kata kebahagiaan bisa berfoto disana.


 
Part 4: Bigger Community
Setelah beberapa waktu berada di komunitas YSCC,  atas saran (baca: paksaan) mas Achmadi yang sekali lagi meyakinkan saya, saya memberanikan diri untuk bergabung ke komunitas yang lebih besar, yaitu group SRBC (Surabaya Road Bike Community). Isinya jangan ditanya. Cyclist gila semua!
Bergabungnya saya dengan komunitas Road Bike terbesar di Surabaya ini mengubah banyak hal.  SRBC mempertemukan saya dengan banyak orang banyak sehingga saya makin terinspirasi untuk menjadi jauh lebih baik. Di atas langit masih ada langit. 


Part 5: Ikut Event
Banyak teman-teman di YSCC mengajak saya untuk mengikuti event. Dengan modal nekad saya pun mendaftar event Bromo 100km di tahun 2016. Memang jaraknya hanya 100km, tetapi tanjakannya total 2000m. Waktu itu saya tidak berpikir panjang. Apapun hasilnya, just do it!  Bila harus evakuasi karena tidak kuat, cidera atau apapun saya sudah siap. Karena apapun yang terjadi, saya yakin dapat menginspirasi saya untuk menjadi lebih baik dan lebih siap di tahun-tahun berikutnya. Ketakutan dan kekhawatiran saya akan event ini memotivasi saya untuk latihan lebih sering dan lebih giat.
Alhamdulillah, tanggal 16 April 2016 saya pun berangkat ikut event Bromo 100k. Semalaman tak bisa tidur karena gelisah, takut, excited dan mungkin bingung bercampur aduk. Alhamdulillah walau harus berulang kali turun dari sepeda dan mendorong sepeda karena tidak kuat di tanjakan, berulang kali berhenti hanya untuk ambil nafas dan karena kepanasan, setelah 10 jam total (waktu jalan hanya 6 jam 45 menit, sisanya istirahat :p) akhirnya saya dapat mencapai finish juga.


 
Setelah event Bromo, saya mulai ketagihan mengikuti event-event yang lain. Saya jadi sangat termotivasi dengan mengikuti event. Yang penting mendaftar event dulu, baru kemudian latihan menyesuaikan dengan event tersebut.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar